Home » » Terjemahan Kitab Nashaihul Ibad - Menjadi Santun Dan Bijak (BAB II)

Terjemahan Kitab Nashaihul Ibad - Menjadi Santun Dan Bijak (BAB II)

Teknologi Support - Dalam bab ini ada 55 nasehat yang masing-masing terdiri dari 3 point. Tujuh diantaranya berupa Hadist Nabi, sedang sisanya berupa atsar.


1. TIGA HAL YANG HARUS DIWASPADAI
Diriwayatkan dari Rasulullah S.A.W bahwa beliau pernah bersabda:
1. "Barang siapa di pagi hari mengeluhkan kesulitan hidupnya (kepada orang lain), berarti seakan-akan dia mengeluhkan Rabbnya.
2. Barang siapa di pagi hari bersedih karena urusan duniawinya, berarti sungguh di pagi itu dia tidak puas dengan ketetapan Allah.
3. Barang siapa menghormati sesorang karena kekayaannya, sesugguhnya telah lenyaplah duapertiga agamanya."

Melakukan syikayah (pengaduan) atas nasib buruk yang dialami seseorang kepada orang lain termasuk pertanda tidak ridha atas bagian yang telah diberikan oleh Allah.

Kita tidak boleh melakukan syikayah, kecuali kepada Allah, sebab syikayah kepada Allah termasuk bentuk do'a. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam riwat dari 'Abdullah bin Mas'ud R.A bahwa Rasulullah S.A.W bersabda:
"Maukah aku ajarkan kepada kalian beberapa kalimat yang diucapkan oleh Nabi Musa ketika menyeberangi laut bersama Bani Israil? Kami (para sahabat) menjawab: "Tentu saja mau, ya Rasulullah." Beliau bersabda: "Bacalah: 'Alloohumma lakal hamdu wa alaika musytakaa, wa anta musta'aan, wa laa lahula wa laa quwwata illaa billahil 'Aliyyil 'azhiim." (ya Allah, segala puji hanya bagi-Mu; hanya kepada-Mulah kami mengadu; dan hanya kepada-Mulah kami memohon pertolongan. Tiada daya (untuk menjauhi maksiat) dan tiada kekuatan (untuk taat), kecuali dengan pertolongan Allah Yang Mahatinggi lagi Mahaagung.)

Al-A'masy berkata: "Sejak aku mendengar do'a tersebut dari saudara kandungku, Al-Asady Al-Kufy yang menerima do'a tersebut dari 'Abdullah R.A, maka aku tidak pernah meninggalkannya."

Al-A'masy juga berkata: "Aku pernah bermimpi didatangi seseorang. Dia berkata: 'Wahai Sulaiman, tambahkanlah pada do'a tersebut kalimat ini:

Dan kami memohon pertolongan kepada-Mu atas segala kesulitan yang ada pada kami dan kami memohon kepada-Mu untuk diberikan kebaikan dalam segala urusan kami."

Orang yang di pagi hari bersedih karena urusan duniawi dikatakan telah membenci Rabbnya, sebab hal ini mencerminkan bahwa dia tidak ridha dengan qadha' Allah, tidak bersabar atas cobaan-Nya dan tidak beriman dengan qadar-Nya, padaha semua yang terjadi di dunia ini adalah atas qadha' dan qadar Allah.

Seseorang dilarang memuliakan orang lain karena hartanya, sebab menurut syari'at, seseorang hanya boleh memuliakan orang lain karena keshalihan dan keilmuannya. Orang yang memuliakan harta di atas segala-galanya berarti telah menghinakan ilmu dan keshalihan.

Syekh 'Abdul Qadir Jailani qoddasalloohu sirrohu (semoga Allah mensucikan rahasianya) dalam pesannya telah mengatakan: "Setiap mukmin tidak boleh lepas dari tiga hal berikut:
1. melaksanakan perintah Allah
2. menjauhi larangan Allah dan
3. menerima qadha' dan qadar."


2. TIGA HAL YANG TIDAK DAPAT DICAPAI, KECUALI DENGAN IZIN ALLAH
Abu Bakar Ash-Shiddiq R.A berkata:
"Tiga hal yang tidak dapat dicapai dengan tiga hal lainnya semata-mata (melainkan dengan izin Allah):
1. Kekayaan tidak bisa dicapai dengan cita-cita semata
2. Keremajaan tidak akan dapat dicapai dengan disemir semata
3. Kesehatan tidak akan dapat dicapai dengan obat-obatan semata."

Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa kekayaan tidak dapat dicapai dengan cita-cita, melainkan karena anugrah Allah semata. Keremajaan tidak dapat dikembalikan dengan menyemir uban dan tindakan lainnya, sebab berkaitan dengan usia, sedangkan usia berkaitan dengan zaman dan zaman itu tidak dapat dimundurkan. Begitu pula halnya dengan kesehatan, ia tidak dapat diraih dengan memakan obat-obatan bila orang yang bersangkutan jatuh sakit, melainkan yang menyembuhkannya pada hakekatnya adalah Allah semata.


3. TIGA HAL BAGIAN DARI TIGA HAL LAINNYA
'Umar R.A berkata:
1. "Berbuat simpatik dengan orang lain adalah bagian dari kecerdasan akal;
2. bertanya dengan baik adalah bagian dari ilmu;
3. dan kepandaian memanage adalah bagian dari penghidupan,"

Bersikap simpatik kepada orang lain akan mendatangkan kecintaan mereka kepada yang bersangkutan berkat kemuliaan akhlaq, dan memang untuk berakhlaq itu memerlukan kecerdasan. Begitu pula halnya dengan kedua poin berikutnya, yaitu bertanya dengan baik kepada orang yang lebih mengetahui akan mendatangkan pengetahuan; dan mengatur kehidupan dengan cara yang baik akan membawa berkah bagi penghidupan orang yang bersangkutan.


4. TIGA RESEP MENJADI ORANG YANG DICINTAI
'Utsman R.A berkata:
1. "Barang siapa yang menjauhi keduniawian, niscaya akan dicintai oleh Allah,
2. Barang siapa yang menjauhi dosa-dosa, akan dicintai oleh para malaikat,
3. Barang siapa yang meninggalkan ketamakan terhadap milik orang lain, niscaya akan dicintai oleh orang lain."

Menjauhi keduniawian maksudnya tidak bermegah-megahan, mengurangi makan-minum, dan tidak suka kepada pujian manusia. Hal ini membuat pelakunya dicintai Allah, sebab pelakunya jauh dari riya' dan sifat sombong.

Orang yang meninggalkan dosa akan dicintai malaikat, sebab ia tidak membuat sibuk malaikat pencatat keburukan.

Orang yang meninggalkan sifat tamak terhadap milik orang lain akan dicintai semua orang, sebab dia tidak menjadi beban pihak orang lain.


5. TIGA HAL POKOK
Ali R.A berkata:
1. "Dari sekian banyak nikmat dunia, cukuplah Islam sebagai nikmat bagimu,
2. Dari sekian banyak kesibukan, cukuplah ketaatan sebagai kesibukan bagimu,
3. Dari sekia banyak pelajaran, cukuplah kematian sebagai pelajaran bagimu."

Kenikmatan Allah yang paling besar untuk manusia adalah Allah menciptakan manusia dari tidak ada menjadi ada, serta membebaskan manusia dari kekufuran kepada cahaya Islam.


6. TIGA HAL YANG DAPAT MELALAIKAN MANUSIA
Ibnu Mas'ud R.A berkata:
1. "Berapa banyak manusia yang dihukum secara berangsur-angsur melalui kesenangan yang diberikan kepadanya,
2. Betapa banyak manusia yang mendapat cobaan melalui pujian orang lain kepadanya,
3. Betapa banyak manusia yang teperdaya karena kelemahannya disembunyikan oleh Allah."


7. TIGA TUGAS ORANG BERAKAL
Nabi Daud A.S pernah berkata: "Telah diwahyukan kepadaku dalam Zabur bahwa tugas orang berakal adalah tidak menyibukkan diri, kecuali dalam tiga hal:
1. menyiapkan bekal untuk kembali (ke akhirat)
2. mencari biaya untuk penghidupannya di dunia; dan
3. mencari kenikmatan dengan cara yang halal."

Tiada bekal yang bermanfaat untuk menyambut hari Akhirat, kecuali amal yang shaleh. Oleh karena itu dianjurkan untuk memperbanyak amal shaleh. Begitu juga hendaklah seseorang berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup agar tidak menjadi beban bagi orang lain, tetapi sudah barang tentu dengan cara yang halal. Berusaha mencari rizki yang halal hukumnya wajib bagi setiap muslim.


8. TIGA PENYELAMAT, PERUSAK, PENINGGI DERAJAT, DAN PENGHAPUS DOSA
Abu Huraira R.A berkata bahwa Rasulullah S.A.W pernah bersabda:
Ada tiga perkara yang dapat menyelamatkan manusia (dari siksa Allah); ada tiga perkara yang dapat membinasakan manusia; ada tiga perkara yang dapat meninggikan derajat manusia; dan ada tiga perkara yang dapat menghapus dosa."

Tiga hal yang dapat menyelamatkan manusia (dari siksa Allah) adalah:
1. takut kepada Allah ta'ala, baik ketika berada ditempat sepi maupun ketika berada ditempat ramai;
2. berpola hidup hemat dan sederhana, baik saat tidak punya maupun saat bercukupan;
3. selalu berlaku adil, baik saat tidak punya maupun saat berkecukupan;

Tiga hal yang dapat membinasakan manusia adalah:
1. saat bakhil;
2. senantiasa memperturutkan hawa nafsunya; dan
3. membanggakan diri sendiri. 

Kritria bakhil/kikir ialah tidak mau menunaikan hak Allah atau hak orang lain. Dalam riwayat lain disebutkan: "kikir yang ditaati," meskipun pada wataknya manusia itu kikir, tetapi jika tidak ditaati tidak akan membinasakan pelakunya. 
Tiga hal yang dapat menginggikan derajat manusia adalah:
1. membudayakan ucapan salam (di kalangan kaum muslim);
2. suka memberikan makan kepada tamu dan orang yang lapar; dan 
3. sholat Tahajjud pada tengah malam saat orang-orang sedang tidur nyenyak.

Adapun tiga hal yang dapat menghapuskan dosa adalah:
1. menyempurnakan wudhu' meskipun cuaca sangat dingin;
2. melangkahkan kaki untuk melakukan shalat berjama'ah; dan
3. mengunggu tibanya waktu shalat yang kedua usai mengerjakan shalat yang pertama."

Yang dimaksud dengan adil, baik saat senang maupun saat marah, adalah orang yang bersangkutan tetap berepegang teguh pada prinsip keadilan dan tidak mudah terpengaruh oleh emosiny, yang semuanya itu dilakukannya demi mengharapkan ridha Allah semata. 


9. TIGA KEPASTIAN
Jibril pernah berkata kepada Rasulullah S.A.W:
1. "Wahai Muhammad, hiduplah engkau seberapapun lamanya, namun engkau pasti akan mati,
2. Cintailah siapa saja yang engkau sukai, namun engkau pasti akan berpisah dengannya,
3. Beramallah semaumu, namun engkau pasti akan mendapatkan balasannya."

Setiap perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan (berupa pahala di surga); begitu pula sebaliknya, setiap amal yang buruk pasti akan dibalas dengan keburukan (dalam bentuk siksaan di neraka).


10. TIGA GOLONGAN DALAM NAUNGAN 'ARSY
Rasulullah S.A.W bersabda:
"Tiga golongan yang akan dinaungi oleh Allah di bawah naungan 'Arsy-Nya pada hari yang tidak ada naungan selain naungan-Nya, yaitu: 
1. orang yang tetap menyempurnakan wudhu'nya meskipun keadaannya tidak menyenangkan; 
2. orang yang tetap berangkat ke mesjid meskipun cuacanya gelap; dan 
3. orang yang senang memberi makan orang kelaparan." 


11. TIGA PENYEBAB IBRAHIM MENJADI KHALILULLAH (KEKASIH ALLAH)
Nabi Ibrahim A.S pernah ditanya: "Wahai Ibrahim, apa sebabnya Allah menjadikanmu orang kesayangan-Nya"? Nabi Ibrahim menjawab: "Karena tiga perkara, yaitu:
1. aku selalu mengutamakan perintah Allah di atas perintah selain Allah;
2. aku tidak pernah mengkhawatirkan sesuatu (rizki) yang urusannya telah ditanggung oleh Allah;
3. aku tidak senang makan, baik pada sore hari maupun pagi hari, kecuali bersama tamu."

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Ibrahim A.S pernah berjalan sejauh satu atau dua mil untuk mencari orang yang mau menemaninya makan.


12. TIGA CARA MENGHILANGKAN KESUSAHAN
Seorang pakar ketabiban kalbu mengatakan bahwa kiat untuk menghilangkan kecemasan ada tiga macam yaitu:
1. mengingat Allah;
2. menemui para wali Allah; dan
3. mendengar nasihat orang-orang bijak.

Yang dimaksud dengan mengingat Allah adalah dengan banyak mengucapkan dzikir. Adapun jenis-jenis dzikir antara lain:
a. membaca tasbih, yaitu: Subhanallah
b. membaca tahmid, yaitu: Alhamdulillah
c. membaca tahlil, yaitu: La Ilaha Illahllah
d. membaca takbir, yaitu: Allahuakbar
e. dan membaca: La Haula Wala Quwwata Illabillahil 'Aliyil 'Adzim

Atau dengan cara bermunajat kepada Allah dengan mengucapkan kalimat-kalimat berikut ini:
"Wahai Dzat yang memberi pertolongan kepada siapa pun yang minta tolong kepada-Nya dengan menyeru-Nya; wahai Dzat yang memperkenankan permintaan siapa pun yang mendapat kesulitan dengan berdo'a kepada-Nya; wahai Dzat Yang Maha Penyantun terhadap kesalahan orang yang mendurhakai-Nya; wahai Dzat yang memberi kecukupan kepada orang yang memilih keridhaan-Nya daripada kepentingan dunianya....

Aku memohon kepada-Mu agar dapat meraih sesuatu yang tak dapat kugapai, kecuali dengan pertolongan-Mu. Aku memohon kepada-Mu agar terhindar dari bahaya yang tak dapat kutolak, kecuali dengan kekuatan-Mu. Dan aku memohon kepada-Mu kebaikan yang mengandung kesehatan dan kesehatan yang mengandung kebaika berkat rahmat-Mu, wahai Tuhan Yang Maha Pelimpah rahmat.."

Yang dimaksudkan dengan wali-wali Allah dalam keteragan ini adalah para ulama dan orang-orang shalih. Adapun yang dimaksudkan dengan ucapan orang bijak adalah penjelasan atau keterangan dari para ulama yang menunjukkan kebaikan dunia dan akhirat.


13. TIGA CIRI ORANG YANG DIJAUHI
Hasan Al-Basri R.A, seorang tokoh tabi'in, berkata:
1. "Orang yang tidak punya etika adalah orang yang tak berilmu
2. Orang yang tidak punya kesabaran menanggung derita menjauhi kedurhakaan dan beratnya menunaikan kewajiban adalah orang yang tidak beragama.
3. Orang yang tidak punya sifat wara' (keapikan) adalah orang yang tidak punya kedudukan yang dekat di sisi Allah."

Yang dimaksud dengan sifat wara' adalah menjauhi sesuatu yang haram dan syubhat.

Pada dasarnya sabar itu ada 3, yaitu:
1. sabar dalam menghadapi musibah dan kezhaliman;
2. sabar dalam melaksanakan ketaatan; dan
3. sabar dalam menjauhi maksiat."


14. TIGA NASIHAT
Diceritakan dalam suatu riwayat bahwa ada seorang lelaki dari kalangan Bani Israil yang hendak pergi menuntut ilmu dan kebetulan berita itu sampai kepada Nabi mereka, lalu dipanggil untuk menghadap. Setelah datang, sang Nabi berkata kepadanya: "Wahai orang muda, camkanlah! Aku akan memberimu beberapa wejangan dari ilmu orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian, yaitu:
1. takutlah kepada Allah, baik sewaktu berada di tempat sepi maupun di tempat ramai.
2. jaga lisanmu; jangan sampai engkau berkata sembarangan kepada orang lain, kecuali hal-hal yang baik.
3. perhatikan makananmu; jangan sampai kamu memakannya, kecuali dari hasil yang halal."

Karena beratnya pesan tersebut, sedang tiada kemampuan bagi pemuda itu untuk menunaikannya bila jauh dari Nabinya, akhirnya dia mengurungkan niatnya mencari ilmu ke negeri lain.


15. TIGA AZAS AGAR ILMU BERMANFAAT
Diceritakan dalam suatu riwayat bahwa dahulu pada masa kaum Bani Israil terdapat seorang punya 80 peti yang penuh dengan kitab-kitab ilmu yang telah dibacanya, namun ia tidak beroleh manfaat dari ilmunya. Allahpun menurunkan wahyu kepada Nabi-Nya untuk menyampaikan kepada lelaki tersebut: "Meskipun engkau mengumpulkan ilmu yang banyak, niscaya ilmu itu tidak akan memberi manfaat bagimu, kecuali jika engkau mengejakan tiga hal berikut:
1. Jangan engkau mencintai dunia, karena dunia bukan tempat orang-orang beriman menerima pahala-Nya.
2. Jangan berteman dengan setan, karena setan bukan teman orang-orang yang beriman.
3. Jangan mengganggu seseorang, karena mengganggu orang lain bukanlah pekerjaan orang-orang yang beriman."


16. TIGA KALIMAT MUNAJAT ABU SULAIMAN AD-DARANI
Nama asli Abu Sulaiman Ad-Darani adalah 'Abdurrahman bin 'Athiyah, sedangkan Ad-Darani berasal dari kata daran, yakni nama sebuah tempat di kota Damaskus-Syria. Beliau meninggal pada tahun 215 Hijriyah. 

Beliau pernah berkata dalam munajatnya kepada Allah sebagai berikut:
1. "Wahai Tuhanku, jika Engkau menuntutku karena dosaku, maka aku akan mencari-Mu karena ampunan-Mu (sebab ampunan-Mu jauh lebih luas daripada dosaku).
2. Jika Engkau menuntutku karena kekikiranku, maka aku akan mencari-Mu karena kemurahan-mu.
3. Jika Engkau melemparkan aku ke dalam neraka, maka aku akan memberitahukan kepada penduduk neraka bahwa aku mencintai-Mu."


17. TIGA CIRI MANUSIA PALING BAHAGIA
Dikatakan bahwa manusia yang paling bahagia adalah orang yang memiliki:
1. hati yang meyakini bahwa Allah senantiasa bersamanya.
2. jiwa raga yang sabar; dan
3. sikap qana'ah dengan apa yang dimiliki.

Qana'ah adalah menerima pemberian Allah dengan hati ridha dan tidak risau dengan apa yang luput darinya.


18. TIGA PENYEBAB KERUSAKAN
Ibrahim An-Nakha'iy mengatakan: "Penyebab rusaknya orang-orang sebelum kalian ada tiga hal, yaitu:
1. karena terlalu banyak bicara;
2. karena terlalu banyak makan; dan 
3. karena terlalu banyak tidur."


19. TIGA CIRI KEBERUNTUNGAN 
Yahya bin Mu'adz pernah berkata: "Sungguh beruntung orang yang:
1. meninggalkan harta sebelum harta meninggalnya;
2. membangun kuburan sebelum ia mamasukinya; dan
3. membuat ridha Tuhan sebelum ia menemui-Nya."

Yang dimaksud dengan menginggalkan harta sebelum harta menginggalkan dirinya adalah harta tersebut digunakan untuk berbagai kebaikan sebelum harta tersebut lenyap dari dirinya.

Yang dimaksudkan dengan membangun kubur sebelu ia memasukinya adalah senantiasa melakukan amal yang bisa membuat dirinya nyaman di alam kubur kelak, yakni amal shalih dan ketaatan kepada Allah.

Yang dimaksudkan dengan membuat ridha Tuhannya adalah melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Yang dimaksudkan dengan sebelum menemui-Nya adalah sebelum dia mati.


20. TIGA SUNAH YANG HARUS DIMILIKI SETIAP MUSLIM
'Ali R.A pernah mengatakan:
"Barang siapa memiliki
1. sunnatullah;
2. sunnah Rasul-Nya; dan 
3. sunnah para wali.
maka dia tidak punya kebaikan sedikit pun."

Ketika 'Ali R.A ditanya apa yang dimaksud dengan sunnatullah itu, 'Ali menjawab: "Menyembunyikan rahasia." 'Ali R.A ditanya lagi: "Apa yang dimaksud dengan sunnah Rasul itu?" 'Ali menjawab: "Bersikap ramah kepada sesama manusia." 'Ali R.A lalu ditanya: "Apa yang dimaksud dengan sunnah para wali itu?" 'Ali menjawab: "Sabar dalam menghadapi perlakuan yang menyakitkan hati."

'Ali R.A juga berkata:
"Orang-orang sebelum kami juga biasa saling mengingatkan dan berkirim surat dengan tiga hal berikut ini:
1. Barang siapa beramal untuk kepentingan akhiratnya, maka Allah akan memelihara urusan agama dan dunianya.
2. Barang siapa yang baik batinnya, maka Allah akan memperbaiki lahirnya.
3. Barang siapa yang ikhlas amal ibadahnya kepada Allah, maka Allah akan menjamin kebaikan hubungan antara dia dan sesama manusia."


21. TIGA FAKTOR PEMBENTUK KEPERIBADIAN
'Ali R.A pernah berkata:
1. "Jadilah manusia yang paling baik di sisi Allah
2. Jadilah manusia paling buruk dalam pandangan dirimu
3. Keadilah manusia biasa di hadapan orang lain."

Syekh 'Abdul Qadir Jailani berkata: "Bila engkau bertemu dengan seseorang, hendaknya engkau memandang dia itu lebih utama daripada dirimu dan katakan dalam hatimu: "Boleh jadi dia lebih baik di sisi Allah daripada diriku ini dan lebih tinggi derajatnya."

Jika dia orang yang lebih kecil dan lebih muda umurnya daripada dirimu, maka katakanlah dalam hatimu: 'Boleh jadi orang kecil ini tidak banyak berbuat dosa kepada Allah, sedangkan aku adalah orang yang telah banyak berbuat dosa, maka tidak diragukan lagi kalau derajat dirinya jauh lebih baik daripada aku.'

Bila dia orang yang lebih tua, maka hendaknya engkau mengatakan dalam hati: 'Orang ini telah lebih dahulu beribada kepada Allah daripada diriku.'

Jika dia orang 'Alim, maka katakan dalam hatimu: 'Orang ini telah diberi oleh Allah sesuatu yang tidak bisa aku raih, telah mendapatkan apa yang tidak bisa aku dapatkan, telah mengetahui apa yang tidak aku ketahui, dan telah mengamalkan ilmunya.'

Bila dia orang bodoh, maka katakan dalam hatimu: 'Orang ini durhaka kepada Allah karena kebodohannya, sedangkan aku durhaka kepada-Nya, padahal aku mengetahuinya. Aku tidak tahu dengan apa umurku akan Allah akhiri atau dengan apa umur orang bodoh itu akan Allah akhiri (apakah dengan husnul khatimah atau su'ul khatimah).'

Bila dia orang kafir, maka katakan dalam hatimu: 'Aku tidak tahu bisa jadi dia akan masuk Islam, lalu menyudahi seluruh amalnya dengan amal shalih, dan bisa jadi aku terjerumus menjadi kafir, lalu menyudahi seluruh amalku dengan amal yang buruk.'"

Dalam padangan Islam semua manusia itu sama, tidak dibeda-bedakan karena status sosial, harta, tahta, keturunan, atau latar belakang pendidikannya. Manusia yang paling mulia derajatnya di sisi Allah adalah yang paling tinggi kadar ketaqwaannya di antara mereka. Oleh karena itu, sebagian ulama berdo'a dengan do'a berikut:

"Ya Allah, jadikanlah aku orang yang pandai bersabar dan bersyukur; jadikanlah aku seorang yang hina menurut pandangan diriku sendiri; dan jadikanlah aku orang yang besar menurut pandangan orang lain."


22. TIGA PESAN ALLAH KEPADA NABI 'UZAIR
Diriwayatkan bahwa Allah telah berfirman kepada Nabi 'Uzair:
"Wahai 'Uzair,
1. jika engkau melakukan dosa kecil, maka janganlah engkau melihat kecilnya dosa, tapi lihatlah kepada Dzat yang engkau durhakai.
2. jika engkau memperoleh kebaikan sedikit, janganlah engkau melihat kecilnya kebaikan, tetapi lihatlah kepada Dzat yang telah memberikan rizki itu kepadamu.
3. jika engkau tertimpa musibah, maka janganlah engkau mengadukan Aku kepada makhluk-Ku, sebab Aku juga tidak pernah mengadukanmu kepada para malaikat-Ku ketika engkau berbuat maksiat kepada-Ku."

Imam Ibnu 'Uyainah berkata: "Orang yang mengeluh kepada orang lain namun hatinya mampu bersabar dan ridha menerima semua ketetapan Allah, maka orang itu tidak dikatakan berkeluh-kesah, sebab pernah ketika Malaikat Jibril bertanya: 'Apa yang engkau rasakan?', Nabi S.A.W yang saat itu sedang sakit menjelang wafatnya menjawab: 'Wahai Jibril, aku sedang tertimpa kecemasan dan kesusahan.'"


23. TIGA JAWABAN SETAN
Hatim Al-Asham berkata: "Setiap pagi setan selalu bertanya kepadaku tentang tiga hal: 'Apa yang engkau makan? Apa yang engkau pakai? Di mana tempat tinggalmu?' Aku menjawab:
1. 'Aku sedang memakan (membayangkan pahitnya) mati;
2. yang aku pakai adalah kain kafan; dan 
3. tempat tinggalku adalah kuburan.'

Mendengar jawabanku itu setan langsung lari menjauhiku."

Nama lengkap Hatim Al-Asham adalah Abu 'Abdurrahman Hatim bin Ulwan. Ada juga yang menyebutnya Hatim bin Yusuf. Ia seorang ulama besar dalam bidang tashawwuf, berasal dari negeri Khusaran. Hatim Al-Asham artinya Hatim yang tuli. Dijuluki demikian karena kisah berikut: Suatu saat ada seorang wanita datang kepada Hatim untuk menanyakan sesuatu masalah. Tiba-tiba wanita tersebut kentut, sehingga merah wajahnya karena merasa malu. Untuk menutupi rasa malu wanita tersebut, Hatim berkata: "Keraskan suaramu, aku kurang bisa mendengar." Mendengar ucapan Hatim itu, wanita tersebut merasa senang dan rasa malunya pun hilang, karena ia yakin kentutnya pasti tidak terdengar oleh Hatim, padahal pendengaran Hatim masih normal, hanya saja ia berpura-pura tuli agar wanita itu tidak kecewa karena malu. Sejak saat itulah ia selalu dipanggil oleh masyarakatnya dengan sebutan Hatim Al-Asham (orang yang tuli).


24. TIGA HASIL KETAATAN
Rasulullah S.A.W bersabda:
"Barang siapa meninggalkan kehinaan, lalu melaksanakan kemuliaan, maka:
1. Allah akan memberikan kecukupan kepadanya meskipun tanpa harta;
2. Allah akan memberikan kekuatan kepadanya tanpa disertai tentara; dan
3. Allah akan mengalahkan musuhnya bukan dengan pasukan."


25. TIGA CIRI DASAR ORANG MUKMIN
Disebutkan dalam satu riwayat bahwa pada suatu hari Nabi S.A.W menemui para sahabat, lalu bertanya:
"Bagaimana keadaan kalian ketika memasuki pagi hari?" Mereka menjawab: "Kami berada dalam keadaan beriman kepada Allah." Beliau bertanya: "Apakah tanda-tanda keimanan kalian?" Mereka menjawab:
1. "Kami bersabar terhadap musibah,
2. bersyukur atas nikmat kelapangan
3. dan menerima semua ketaatan Allah."

Beliau bersabda: "Kalau begitu, kalian benar-benar orang mukmin, demi Tuhan pemilik Ka'bah."

Pengertian yang senada diungkapkan oleh seorang ahli ma'rifat:
1. Sabar dengan tidak mengeluhkan apa pun yang dialami, seperti kesabaran manusia pada umumnya; ini adalah sabar tingkat tabi'in.
2. Sabar dengan menerima segala ketetapan Allah, seperti kesabaran orang yang tidak memperdulikan masalah duniawi; ini adalah sabar tingkatan orang-orang zuhud.
3. Sabar dalam pengertian menghadapi semua musibah dengan senang hati karena semuanya itu dari Allah belaka, seperti kesabaran orang-orang yang benar dalam imannya; ini adalah sabar tingkatan para shiddiqin.

Dalam satu Hadist Rasulullah S.A.W bersabda:
"Sembahlah Allah dengan senang hati. Jika kamu tidak mampu, maka hal yang terbaik bagimu adalah bersikap sabar menghadapi nasib yang tidak kamu sukai."


26. TIGA KEADAAN SAAT MENEMUI ALLAH DAN BALASANNYA
Allah telah memberikan wahyu kepada sebagian para nabi-Nya sebagai berikut:
1. "Barang siapa menghadap kepada-Ku dengan rasa rindu bersua dengan-Ku, niscaya Kumasukkan dia ke dalam surga-Ku.
2. Barang siapa menghadap kepada-Ku dengan rasa takut kepada-Ku, niscaya kujauhkan dia dari negara-Ku.
3. Barang siapa menghadap kepada-Ku dengan rasa malu, niscaya Kubuat lupa para malaikat-Ku untuk mencatat dosa-dosanya."


27. TIGA RESEP POKOK
'Abdullah bin Mas'ud R.A berkata:
1. "Laksanakanlah apa yang telah diperintahkan Allah kepadamu, niscaya engkau akan menjadi orang yang paling baik ibadahnya.
2. Jauhilah apa yang telah dilarang oleh Allah, niscaya engkau akan menjadi orang yang paling zuhud.
3. Terimalah dengan ridha rizki yang diberikan Allah kepadamu, niscaya engkau akan menjadi orang yang paling kaya."


28. TIGA HAL, DUA DI ANTARANYA LENYAP DAN SATUNYA KEKAL
Dikisahkan bahwa Shalih Al-Marqady R.A pernah melewati sebuah kampung, kemudian ia berkata: "Wahai kampung, kemana pendudukmu yang dahulu pernah menghuni dan memakmurkanmu? Sekarang mereka berada dimana?"

Tiba-tiba ia mendengar suara tanpa rupa yang menjawab:
1. "Bekas peninggalan mereka telah tiada;
2. tubuh mereka telah hancur dimakan tanah;
3. hanya amal perbuatan mereka yang masih ada, membebani mereka dialam baka."


29. TIGA KENISCAYAAN
'Ali R.A berkata:
1. "Silahkan berbuat baik kepada orang yang engkau kehendaki, niscaya engkau akan menjadi rajanya.
2. Mintalah kepada orang yang engkau kehendaki, niscaya engkau akan menjadi tawanannya.
3. Merasa cukuplah dengan apa yang engkau miliki dengan tiada meminta kepada orang yang engkau kehendaki, niscaya engkau akan menjadi orang kaya seperti dia."

Dalam sebuah Hadist disebutkan:
'Barang siapa mencintai sesuatu, dia akan menjadi tawanannya."

'Ali R.A juga berkata:
"Aku adalah tawanan orang yang pernah mengajariku satu huruf. Jika menghendaki, ia bisa menjualku; dan ia juga bisa memerdekakanku."


30. TIGA MACAM SIKAP TERHADAP DUNIA
Yahya bin Mu'adz berkata:
1. "Barang siapa dapat melepaskan dunia seluruhnya, maka ia telah mengambil akhirat seluruhnya.
2. Barang siapa mengambil dunia seluruhnya, berarti ia telah melepaskan akhirat seluruhnya.
3. Mencintai akhirat menjadi sebab melepaskan dunia; tidak menyukai dunia menjadi sebab mencintai akhirat."


31. TIGA JALAN MENCAPAI KEZUHUDAN
Ibrahim bin Adham pernah ditanya tentang apa yang bisa menyebabkan dirinya mencapai tingkat zuhud, lalu ia menjawab ada tiga hal, yaitu:
1. "Kulihat kuburan adalah alam yang begitu mengerikan, sedang aku tidak punya teman yang dapat menghilangkan rasa takutku.
2. Kulihat perjalananku sangat jauh, sedang aku tidap punya bekal yang dapat mengantarkanku ke tujuan.
3. Kulihat Tuhan Yang Mahaperkasa sebagai hakim, sedang aku tidak punya alasan untuk membela diriku di hadapan-Nya."

Ibrahim bin Adham adalah seorang yang dulunya pernah menjadi pengusa dinegerinya, lalu meninggalkan kekuasaanya demi mencari kebahagian akhirat. Di Mekkah dan di tempat lainnya ia tekun beribadah dan bertobak kepada Allah. 

Dalam Ar-Risalah Al-Qusyairiyyah disebutkan bahwa nama lengkap Ibrahim bin Adham adalah Abu Ishaq bin Mansyur, putra seorang raja dari negeri Balkan. 

Pada suatu hari ia berburu ke hutan. Di sana ia mengejar seekor musang atau kelinci yang menjadi buruannya. Saat mengejar buruannya tersebut tiba-tiba ia mendengar suara tanpa rupa mengatakan: "Hai Ibrahim, apakah engkau diciptakan untuk berburu? Apakah engkau diperintahkan untuk berburu?" 

Tidak lama kemudian suara tanpa rupa itu berseru kembali saat ia telah bertengger di atas pelana kudanya: "Demi Allah, bukan untuk ini engkau diciptakan dan bukan untuk melakukan ini engkau diperintahkan." 

Setelah itu ia turun dari kudanya. Tanpa disengaja ia bertemu dengan seorang penggembala ternak milik ayahnya. Ia menukar kuda tunggangannya berikut semua perbekalannya dengan baju penggembala itu. Selanjutnya, ia masuk ke daerah pedalaman dan terus jalan kaki hingga sampai ke Mekkah. 

Di Mekkah Ibrahim bin Adham menuntut ilmu dari Sufyan Ats-Tsauriy dan Fudhail bin 'Iyadh. Dari Mekkah ia melanjutkan perjalanannya ke Syria. Ia makan dan minum dari hasil keringatnya sendiri, seperti menerima upah dari mengetam, menerima upah dari memelihara kebun milik orang lain, dan pekerjaan lainnya. Ia meninggal di Syria. 


32. TIGA HAL YANG TIDAK BOLEH DIRINDUKAN 
Sufyan bin Ats-Tsaury pernah ditanya tentang hal yang dapat membuat diri seseorang merasa rindu kepada Allah, maka ia menjawab: 
1. "Jangan kamu rindukan setiap orang yang berwajah cerah menyenangkan. 
2. Jangan kamu rindukan suara yang merdu. 
3. Dan jangan kamu rindukan mendengar ungkapan yang fasih. 


33. TIGA PENGERTIAN ZUHUD 
'Ibnu 'Abbas R.A berkata: "Zuhud (az-zuhud) terdiri dari tiga huruf, yaitu: zaa', haa', dan daal. 
1. Zaa' maksudnya zaadun li ma'aad (bekal untuk kembali ke akhirat, yakni taqwa); 
2. Haa' maksudnya hudan lid diin (petunjuk untuk mengikuti Islam); dan 
3. Daal maksudnya dawaam 'alath thoo'ah (terus-menerus dalam melakukan ketaatan) 


34. TIGA PENGERTIAN ZUHUD YANG LAIN 
Dalam kesempatan lain Ibnu 'Abbas mengatakan: "Zuhud (az-zuhdu) terdiri dari tiga huruf, yaitu: zaa', haa', dan daal. 
1. Zaa' maksudnya tarkuz ziinah (menginggalkan kemegahan dan kemewahan); 
2. Haa' maksudnya tarkul hawaa (menginggalkan kesenangan hawa nafsu); dan 
3. Daal maksudnya tarkud dun-yaa (menjauhi keduniawian)." 


35. TIGA PEMBUNGKUS AGAMA DAN TIGA ASAS ZUHUD 
Hamid Al-Laqaf R.A pernah didatangi seorang lelaki, lalu berkata kepadanya: "Berilah aku nasihat." Hamid berkata: "Buatlah pembungkus untuk agamamu seperti pembungkus buku." Lelaki tadi kemudian bertanya: "Apa yang dimaksu dengan pembungkus agama itu." Hamid menjawab: "Pembungkus agama itu adalah: 
1. tidak berbicara sebatas yang perlu saja; 
2. meninggalkan duniawi, kecuali sebatas yang perlu saja; dan 
3. tidak bergaul dengan manusia, kecuali sebatas yang perlu saja. 

Selanjutnya, ketahuilah bahwa azas zuhud itu adalah: 
1. menjauhi semua yang haram, baik yang besar maupun yang kecil; 
2. mengerjakan semua yang difardhukan, baik yang mudah maupun yang sulit; dan 
3. meninggalkan keduniaan, baik yang sedikit maupun yang banyak." 

Nabi Sulaiman dan Luqman pernah berkata: "Apabila berbicara ia bagaikan perak, maka diam itu bagaikan emas." Maksudnya, apabila perkataan seseorang dalam kebaikan nilainya seperti perak, maka diam dari berkata buruk nilainya seperti emas. 

Menurut Syekh 'Abdul Qadir Jailani, manusia itu terbagi menjadi empat, yaitu: 
1. Orang yang tidak mempunyai lisan dan tidak mepunyai hati. Ini adalah tipe orang durhaka, lalai dan jahil. Hati-hatilah jangan sampai Anda seperti mereka dan jangan bergaul bersama mereka, sebab mereka itu layak mendapat azab. 

2. Orang yang berlisan tetapi tidak berhati. Kata-kata orang seperti ini mengandung hikmah tetapi ia sendiri tidak pernah mengamalkannya. Ia mengajak manusia untuk beriman dan beramal shalih serta bertakwa kepada Allah, sementara dia sendiri mengkufuri dan menjauhi Allah. Oleh karena itu, jauhilah mereka supaya anda tidak tertipu oleh keindahan perkataan mereka yang bisa membuat diri anda terbakar oleh api kemaksiatan mereka atau terjerumus oleh kebusukan hati mereka. 

3. Orang yang memiliki hati tetapi tidak memiliki lisan. Ini adalah tipe orang mukmin yang disembunyikan oleh Allah dari pandangan mahluk-Nya. Allah membukakan mata hatinya hingga dapat melihat kekurangan dirinya, menerangi hatinya dan mengenalkan kepadanya bencana banyak bergaul dengan orang lain dan musibah yang diakibatkan oleh banyak bicara. Sebenarnya dia adalah kekasih Allah yang disembunyikan dalam pemeliharaan-Nya, padahal dia memiliki banyak kebaikan dalam dirinya. Gaulilah oleh Anda orang yang seperti ini dan berkhidmadlah kepadanya, niscaya Allah pun akan mencintai Anda. 

4. Orang yang mau belajar dan mengajar serta mengamalkan ilmunya. Ia betul-betul mengenal Allah dan memahami ayat-ayat-Nya. Allah memberinya ilmu yang tidak diketahui oleh banyak orang dan Allah melapangkan dadanya untuk menerima bermacam-macam ilmu. Oleh karena itu, hati-hatilah anda jangan sampai menyelisihinya, menjauhinya dan meninggalkan nasihatnya." 

Perlu diketahui pada dasarnya zuhud itu adalah menjauhi semua yang diharamkan, baik yang besar maupun yang kecil. Sikap ini akan mewariskan sifat wara' (hati-hati). Menunaikan semua yang difardhukan, baik yang mudah maupun yang sulit. Sikap ini akan mewariskan tobat dan kembali ke jalan Allah sehingga hati pelakunya akan beroleh penerangan dan terhindar dari kesyubhatan, terlebih lagi dari hal-hal yang diharamkan. Terakhir adalah membiarkan urusan duniawi ditangani oleh ahlinya, baik yang kecil maupun yang besar. Sikap ini melahirkan qana'ah (menerima apa adanya), tawakkal dan percaya kepada apa yang ada di sisi Allah serta tidak mengharapkan apa yang ada di tangan orang lain. 


36. TIGA BAGIAN DARI MANUSIA 
Luqman Hakim pernah berkata kepada putranya: "Wahai anakku, sesungguhnya sosok manusia itu terbagi menjadi tiga bagian: 
1. sepertiga untuk Allah; 
2. sepertiga untuk dirinya sendiri; dan 
3. sepertiga untuk belatung. 

Bagian yang untuk Allah adalah rohnya (yakni akan kembali kepada-Nya). Bagian yang untuk diri manusia sendiri adalah amalnya (yakni balasannya akan kembali kepada dirinya, baik yang baik maupun yang buruk). Bagian yang untuk belatung adalah jasadnya (yakni ketika jasadnya telah dimasukkan ke dalam kubur)." 


37. TIGA PENAMBAH DAYA INGAT
'Ali R.A berkata:
"Tiga hal yang dapat memperkuat hafalan dan membersihkan lendir yaitu:
1. bersiwak;
2. berpuasa; dan
3. membaca Al-Qur'an."


38. TIGA BENTENG ORANG MUKMIN
Ka'ab Al-Akhbar, seorang pendeta Yahudi yang masuk Islam pada masa 'Umar bin Khathab R.A, mengatakan: "Benteng orang mukmin yang dapat menghalangi dari gangguan setan itu ada tiga, yaitu:
1. masjid;
2. berdzikir kepada Allah; dan
3. membaca Al-Qur'an

Hal ini dikarenakan masjid adalah tempat berdzikirnya kaum mukmin dan tempat singgahnya para malaikat; dan sewaktu mendengar dzikir setan bersembunyi dan menjauh, terutama ketika mendengar ucapan laa halula wa laa quwwata illaa billaah. Begitu pula membaca Al-Qur'an juga sebagai perisai kaum mukmin, apabila jika yang dibaca adalah ayat Kursi.


39. TIGA SIMPANAN ALLAH
Seorang bijak berkata: 
"Ada tiga hal yang menjadi simpanan Allah, yaitu:
1. kefakiran;
2. sakit; dan 
3. sabar."

Simpanan Allah maksudnya sumber pahala yang hanya akan Allah berikan kepada orang yang dicintai-Nya. Sabar maksudnya tidak mengeluh kepada selain Allah atas kesedihan ketika menerima musibah.


40. TIGA HAL YANG PALING BAIK
Ibnu 'Abbas R.A ketika ditanya tentang hari, bulan dan amalan yang paling baik, ia menjawab:
1. "Hari yang paling baik adalah hari Jum'at.
2. Bulan yang paling baik adalah bulan Ramadhan.
3. Amalan yang paling baik adalah menjalankan shalat fardhu tepat pada waktu utamanya."

Selanjutnya, Ibnu 'Abbas meninggal dunia pada hari Jum'at. Tiga hari sesudah kematiannya, sampailah berita kepada 'Ali bin Abi Thalib R.A tentang jawaban Ibnu 'Abbas R.A ketika ditanya tentang hal itu, pasti mereka akan menjawab seperti jawaban Ibnu 'Abbas, kecuali aku. 

Jika aku ditanya hal tersebut, pasti aku akan menjawab sebagai berikut:
1. 'Amal yang paling baik adalah amal yang diterima oleh Allah;
2. bulan yang paling baik adalah bulan yang di dalamnya engkau bertobat kepada Allah dengan tobat nashuha; dan
3. sebaik-baik hari adalah hari saat engkau pergi meninggalkan dunia dan kembali kepada Allah dalam keadaan beriman kepada-Nya."

Ibnu 'Abbas mengatakan bahwa yang disebut dengan tobat nashuha adalah hatinya menyesali dosa yang pernah dikerjakan; lisannya memohon ampunan kepada Allah; raganya berhenti dari segala macam perbuatan dosa; dan berjanji tidak akan melakukan lagi kemaksiatan yang dilarang oleh Allah.

Ada lagi yang mengatakan bahwa tobat nashuha adalah tobat yang sesudah tobatnya itu tidak mengulangi berbuat maksiat, baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan.

Ada lagi yang mengatakan bahwa tobat nashuha adalah tobat yang mewariskan kebahagiaan di dunia dan di akhirat bagi pelakunya.

Hal yang senada diungkapkan oleh seorang penyair hikmah berikut melalui bait-bait syair gubahannya:
Tidakkah kulihat bencana yang ditimpakan oleh masa kepada kita, 
menghanyutkan kita dalam permainannya 
baik sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan
Jangan sekali-kali kau tergiur oleh duniawi dan perhiasannya,
karena dunia bukan tempat kita sebenarnya
Banyak beramallah demi kemaslahatan dirimu
sebelum kematian menjemput
jangan terperdaya dengan teman dan saudara yang banyak kaumiliki

Al-Imam Ghazali R.A, menurut suatu pendapat, telah mengatakan dalam pesan-pesannya melalui bait-bait syair berikut:

Jika kau ingin berharta banyak, ucapanmu didengar oleh orang
dicintai oleh semua wanita dan disenangi oleh semua laki-laki
Kekayaan datang kepadamu
membuat kamu bahagia, disegani, dihormati, lagi berharta banyak
terhindar dari bencana dan rencana jahat, baik dari musuh
maupun teman yang berpura-pura memihakmu
Bacalah 'Ya hayyu ya qoyyumu' sebanyak seribu kali sepanjang malam
atau siang dan malam hari
Sesungguhnya nasihatku ini jauh lebih berharga
daripada apa pun yang berharga
Amalkanlah dengan tetap, jangan kautinggalkan
niscaya kau akan meraih kedudukan yang tertinggi


41. TIGA KEHENDAK ALLAH
Dikatakan bahwa apabila Allah menghendaki seseorang menjadi baik, maka:
1. Allah memberikan pemahaman kepadanya dalam urusan agama
2. Allah menjadikan dia zuhud dalam urusan dunia; dan 
3. Allah membuatnya sadar akan kekurangan dirinya.


42. TIGA KESENANGAN RASULULLAH
Rasulullah S.A.W pernah bersabda:
"Ada tiga hal yang sangat aku senangi di dunia ini, yaitu:
1. wangi-wangian;
2. istri shalihah; dan
3. ketenangan saat shalat."

Ketika itu beliau sedang duduk dengan para sahabatnya. Tiba-tiba Abu Bakar Ash-Shiddiq R.A berkata: "Benar engkau ya Rasulullah, aku pun menyukai tiga hal lainnya, yaitu: senang melihat wajah Rasulullah, menafkahkan hartaku menurut kemauan Rasulullah S.A.W dan aku senang putriku berada di bawah pemeliharaan Rasulullah."

'Umar R.A lantas berkata: "Benar engkau, ya Abu Bakar aku pun senang akan tiga hal lainnya, yaitu: mengajak kepada kebaikan, mencegah kemungkaran dan berpakaian sederhana."

'Utsman pun menyahut: "Benar engkau, wahai 'Umar, aku pun menyukai tiga hal lainnya, yaitu: mengenyangkan orang yang sedang lapar, memberi pakaian kepada orang yang tak memiliki busana, dan membaca Al-Qur'an."

Selanjutnya, 'Ali R.A juga berkata: "Benar engkau, wahai 'Utsman, aku pun menyukai tiga hal lainnya, yaitu: melayani tamu, puasa pada musim panas, dan memukul musuh dengan pedang."

Ketika mereka sedang berbincang-bincang, lau Jibril datang dan berkata (kepada Nabi S.A.W): "Allah telah mengutus aku ketika mendengar pembicaraan kalian. Allah memerintahkan kepada-mu, wahai Rasulullah, supaya engkau bertanya kepadaku tentang sesuatu yang aku cintai apabila aku menjadi penghuni dunia."

Rasulullah S.A.W pun bertanya: "Wahai Jibril, apa yang engkau cintai jika engkau menjadi penghuni dunia?" Jibril menjawab: "Memberikan petunjuk kepada orang yang sesat, menemani orang yang taat kepada Allah, dan menolong keluarga yang fakir."

Selanjutnya, Jibril berkata: "Allah, Tuhan Yang Mahamulia dan Mahaagung mencintai tiga hal yang ada pada diri hamba-Nya, yaitu: mencurahkan segala kemampuan dalam berbakti kepada Allah, menangis karena menyesal telah berbuat maksiat, dan sabar ketika mengalami kefakiran."


43. TIGA SANDARAN YANG RAPUH
Seorang ulama bijak mengatakan:
1. "Barang siapa hanya berpegang teguh pada akalnya, niscaya ia akan sesat jalannya.
2. Barang siapa mengandalkan hartanya, berarti dia orang yang miskin, karena betapapun banyak harta yang dimilikinya, ia tidak akan merasa puas dengannya.
3. Barang siapa menggantungkan kemuliaannya kepada mahluk, dia adalah orang yang terhina."


44. TIGA BUAH MA'RIFAT
Sebagia ulama ahli bijak mengatakan: "Buah ma'rifat (benar-benar mendalami dan memahami sifat-sifat Allah) itu ada tiga, yaitu:
1. malu kepada Allah;
2. cinta kepada-Nya; dan
3. rindu bersua dengan-nya."


45. TIGA LANDASAN POKOK
Rasulullah S.A.W bersabda:
1. "Cinta kepada Allah adalah landasan ma'rifat.
2. Iffah (memelihara diri dari meminta-minta) adalah tanda yakin kepada Allah
3. Adapun pokok keyakinan adalah taqwa dan ridha kepada taqdir Allah."

Ma'rifat kepada Allah artinya mengenal betul siapa Allah, maka yang bersangkutan pasti akan rajin beribadah menyembah-Nya. Orang yang mempunyai pekerti 'iffah (menjaga kehormatan) pasti tidak akan mengemis kepada manusia meskipun dia memerlukan bantuan. Karena dia yakin bahwa semua mahluk hidup telah ditanggung rizkinya oleh Allah dan bahwa rizki yang datang kepadaya, semata-mata karena diperuntukkan oleh Allah buatnya. Semuanya itu akan membuatnya merasa puas dengan takdir Allah; dia senang menerimanya apa pun yang terjadi.


46. TIGA TANDA CINTA
Sufyan bin Uyainah R.A berkata:
1. "Barang siapa mencintai Allah, maka ia pasti mencintai orang yang dicintai Allah. 
2. Barang siapa mencintai orang yang dicintai Allah, maka ia akan mencintai sesuatu karena Allah semata.
3. Barang siapa mencintai sesuatu karena Allah, maka ia akan senang jika amalnya tidak diketahui oleh orang lain."

Cinta kepada Allah itu ada dua macam, yaitu:
1. Yang bersifat harus; faktor ini yang membangkitkan seorang hamba mengerjakan perintah-perintah-Nya, menjauhi larangan-larangan-Nya, dan ridha dengan taqdir-Nya.
2. Yang bersifat anjuran; faktor inilah yang menggerakkan pelakunya rajin mengerjakan hal-hal yang disunnahkan dan menjauhi hal-hal yang syubhat. Ash-Shiddiq telah mengatakan bahwa barang siapa yang merasakan manisnya cinta kepada Allah, niscaya tidak akan memburu duniawi dan merasa asing bila bergaul dengan orang lain.


47. TIGA BUKTI CINTA SEJATI
Rasulullah S.A.W pernah bersabda:
"Bukti cinta sejati itu ada tiga, yaitu:
1. memilih kalam kekasihnyaa (Al-Qur'an) daripada kalam lain-Nya (hasil produk manusia);
2. memilih bergaul dengan kekasih-Nya daripada bergaul dengan yang lain;
3. memilih keridhaan kekasih-Nya daripada keridhaan yang lain."

Demikian ini karena orang yang mencintai sesuatu itu, ia menjadi hambanya. Yahya bin Mu'adz sehubungan dengan pengertian ini telah mengatakan: "Setitik benih cinta kepada Allah lebih aku sukai daripada pahala mengerjakan ibadah tujuh puluh tahun."


48. TIGA CATATAN DALAM TAURAT
Wahab bin Munabbih Al-Yamani R.A berkata: "Dalam Kitab Taurat tertulis:
1. Orang yang rakus adalah fakir, meskipun ia memiliki seluruh kekayaan dunia.
2. Orang yang taat kepada Allah akan ditaati manusia, meskipun ia seorang budak.
3. Orang yang qana'ah adalah kaya, sekalipun ia sering kelaparan."

Dikisahkan bahwa ada seorang tawanan wanita muslimah melarikan diri dari penjara negara orang kafir. Ia berjalan kaki sepanjang 200 farsakh (1 farsakh kurang lebih 8 km. -edt) dan tidak memakan apa-apa. Selanjutnya, ia ditanya bagaimana bisa kuat berjalan sekian jauhnya tanpa makan. Ia lantas menjawab: "Setiap aku lapar, aku membaca surat Al-Ikhlas sebanyak tiga kali."


49. TIGA MA'RIFAT DAN BUAHNYA
Sebagian ulama ahli bijak berkata:
1. "Barang siapa berma'rifat terhadap Allah, tentu tidak merasa nikmat bergaul dengan mahluk-Nya.
2. Barang siapa berma'rifat terhadap dunia, tentu tidak akan menyukainya. 
3. Barang siapa berma'rifat terhadap keadilan Allah, tentulah tidak akan terlibat dalam kasus sengketa." 

Ma'rifat terhadap dunia maksudnya memahami bahwa dunia pasti akan lenyap. Ma'rifat terhadap keadilan Allah maksudnya benar-benar yakin akan adanya keadilan Allah. Oleh karena itu, dia selalu mengalah, sehingga tidak pernah terlibat dalam sengketa. 

Al-Hasan Al-Bashri R.A telah mengatakan sehubungan dengan pengertian ini bahwa barang siapa mengenal Allah, pasti akan menyukai-Nya; dan barang siapa mengenal dunia, pasti akan membencinya. Hal yang sama dikatakan oleh Asy-Syafi'i R.A melalui bait-bait syair berikut: 

Dunia itu tiada lain bangkai yang diubah bentuknya
menjadi rebutan anjing-anjing yang siap melahapnya
Jika engkau menjauhinya
berarti engkau beroleh kedamaian dari ahlinya
tetapi jika engkau ikut merebutnya, engkau harus bersaing
dengan anjing-anjing lain yang mengejarnya


50. TIGA FAKTOR CINTA DAN TAKUT
Dzun Nun Al-Mishry berkata:
1. "Setiap orang yang takut pasti akan menjauh.
2. Setiap orang yang mencintai sesuatu pasti akan memburunya.
3. Setiap orang yang amat dekat dengan Allah pasti akan asing dari kebanyakan manusia."

Orang yang takut kepada siksa neraka pasti akan banyak beramal shalih supaya bisa menjauh darinya. Orang yang mencintai surga pasti akan banyak beramal shalih supaya bisa meraihnya.


51. TIGA CIRI ORANG BERMA'RIFAT KEPADA ALLAH
Dzun Nun Al-Mishry berkata: "Ciri orang yang berma'rifat kepada Allah ta'ala adalah:
1. selalu mencintai Allah;
2. hatinya selalu melihat kebenaran; dan
3. banyak amal shalihnya.


52. TIGA CIRI LAIN ORANG BERMA'RIFAT
Dzun Nun Al-Mishry berkata: "Ciri lain orang yang berma'rifat kepada Allah adalah:
1. Menepati seruan Allah;
2. Hatinya bersih; dan
3. Amalnya baik dan selalu bertambah."


53. TIGA KUNCI
Abu Sulaiman Ad-Darani berkata:
1. "Kunci kebaikan dunia-akhirat adalah takuk kepada Allah;
2. Kunci dunia adalah kenyang; dan 
3. Kunci akhirat adalah lapar."

Takut kepada Allah dapat mengubah lembaran catatan amal perbuatan ke sebelah kanan, yang semula akan menjerumuskan pemiliknya ke neraka. Seorang hamba harus menumbuhkan rasa takut dan rasa harap. Rasa takut akan mengeremnya dari kedurhakaan dan rasa harap akan memacunya untuk beramal shalih. Oleh karena itulah, ibadah yang dilakukan oleh orang yang berharap lebih utama daripada yang dilakukan orang yang takut, karena orang yang berharap dimotivasi oleh kecintaannya kepada Allah, berbeda dengan motivasi orang yang mengerjakannya dengan rasa takut. Seorang raja dunia pun membeda-bedakan perlakuannya terhadap para pembantunya, karena di antara mereka ada yang melayaninya karena takut hukuman, ada yang mau melayaninya karena mengharapkan kemurahan sang raja, dan ada pula yang melayaninya dengan tulus tanpa pamrih.

Kunci dunia adalah kenyang, maksudnya kesenangan dunia diraih dengan rasa kenyang. Kunci akhirat adalah lapar, maksudnya kesenangan akhirat diraih dengan rasa lapar. 


54. TIGA PEREMPAMAAN IBADAH
Ada yang mengatakan bahwa ibadah itu jika diumpamakan sebagai komoditi, maka:
1. Tempat pemasarannya adalah berkhalwat (menyendiri);
2. Modalnya adalah taqwa; dan 
3. Keuntungannya adalah surga.


55. TIGA PERKARA PENCEGAH TIGA PERKARA LAINNYA
Malik bin Dinar R.A berkata: "Cegahlah tiga perkara dengan tiga perkara yang lain, sehingga engkau benar-benar termasuk orang yang beriman, yaitu:
1. Takabbur dengan tawadhu';
2. Rakus dengan qana'ah; dan
3. Hasud dengan sikap santun."

Takabbur adalah menganggap diri sendiri lebih mulia atau lebih baik dibandingkan orang lain.

Tawadhu' artinya rendah hati.

Hasud adalah berkeinginan akan hilangnya nikmat yang ada pada orang lain dan berharap agar nikmat itu pindah kepada dirinya. Dalam sebuah Hadits yang mengancam sikap dengki disebutkan: "Tidak dapat terhimpun dalam rongga seorang hamba antara iman dan dengki." Yang dimaksud dengan iman ialah iman kepada taqdir. Sehubungan dengan pengertian yang sama, Mu'awiyah R.A pernah mengatakan: "Semua orang aku mampu memuaskannya, tetapi orang yang dengki kepada keberhasilanku, tidak pernah merasa puas sebelum kesuksesanku lenyap dariku." Hal yang senada dikatakan pula oleh seorang penyair melalui bait-bait syair berikut:

Semua orang dapat kubeli hatinya
tetapi orang yang dengki kepadaku amat merepotkanku
dan sulit kebeli hatinya 
Bagaimana seseorang dapat membujuk 
orang yang dengki melihat keberhasilannya 
jika masih belum merasa puas kecuali lenyapnya keberhasilan itu 


Demikian Terjemahan Kitab Nashaihul Ibad - Menjadi Santun Dan Bijak (BAB II), semoga bermanfaat. Bab selanjutnya adalah pembahasan BAB III yang berisi 37 nasehat dengan masing-masing terdiri 4 point.

0 komentar:

Posting Komentar